Multitasking is Mitos

Estimated read time 4 min read

Multitasking adalah kemampuan manusia mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu, multitasking dianggap bisa mengefisienkan waktu kerja. Bagi mahasiswa bisa multitasking itu adalah anugerah yang paling indah. Tapi, nyatanya multitasking itu tidak benar-benar bisa dilakukan oleh semua orang.

Adakalanya kita sebagai seorang mahasiswa yang banyak tugas dan kegiatan ingin segala sesuatu yang menjadi beban di pundak kita cepat terselesaikan, kita akan selalu melakukan berbagai hal secara bersamaan. Namun, faktanya adalah hal itu bisa menghambat produktivitas kita dan efesiensi waktu itu ada bahkan lebih banyak waktu terbuang sia-sia.

Misalnya, saat kita sedang membaca buku sambil mendengar lagu yang berlirik, terkadang kita akan lebih lama untuk menyerap setiap kata yang kita baca, karena 2 kegiatan itu sama-sama menggunakan otak bagian prefrontal cortex sehingga kinerja otak kita akan lambat daripada kita hanya membaca buku saja atau mendengar lagu saja.

Dalam kasus lain, misalnya kita sebagai mahasiswa sedang mengerjakan tugas menggunakan laptop dan internet kita sambil berbalas pesan WhatsApp atau sambil buka YouTube dengan dalih cari referensi, padahal liat podcast Dedi Corbudzier karena gak sengaja muncul di beranda. Alih-alih fokus mengerjakan tugas kita malah menggunakan waktu kita untuk hal yang tidak bertujuan.

Dampak buruk lain dari multitasking adalah bisa menurunkan level IQ sampe 10%, waaah emang, iya? Ya! Menjalani 2 hal secara bersamaan tidak hanya berisiko membuat Anda kehilangan detail penting di dalam tugas tersebut, tetapi juga turut mengganggu ingatan jangka pendek. Sebuah penelitian menyatakan bahwa multitasking dapat menyebabkan gangguan ingatan, baik ingatan jangka pendek terkait pekerjaan (working memory) atau kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi untuk jangka waktu panjang.

Melakukan pekerjaan dengan multitasking menjadikan otak bekerja lebih berat. Sebuah studi menunjukkan bahwa kondisi ini dapat menurunkan kemampuan berpikir kreatif karena kapasitas otak yang sudah penuh. Bagi seorang pekerja yang membutuhkan kreativitas dan imajinasi, tentu saja hal ini dapat berdampak buruk pada kemampuannya untuk bisa bekerja secara optimal.

Selain itu juga, multitasking membuat kualitas pekerjaan yang kita lakukan berkurang karena fokus kita terbagi-bagi sehingga pekerjaan satu dengan yang lainnya kurang bekualitas. Hal ini bisa mengakibatkan orang yang mengalaminya mengalami gangguan mental seperti stres. Selain stres, ternyata multitasking juga dapat memicu kecemasan sosial dan depresi. Peneliti menemukan bahwa semakin seseorang melakukan pekerjaan secara multitasking, semakin besar kemungkinan mereka mengalami gejala dua kondisi ini.

Alih-alih multitasking, lebih disarankan single tasking aja, melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu. Otak manusia tidak dirancang untuk memfokuskan lebih dari satu tugas kompleks pada satu waktu, dan setiap kali kita beralih ke perkerjaan lain, kita kehilangan momentum dan fokus. Ada banyak bukti ilmiah yang memberi tahu kita bahwa multitasking itu buruk dan meskipun awalnya terdengar sederhana, single tasking dirancang khusus untuk melawan kebiasaan berbahaya multitasking ini.

Single Tasking berarti melakukan satu tugas pada satu waktu dengan sesedikit mungkin gangguan. Ini terkait dengan gagasan melakukan lebih sedikit untuk berbuat lebih banyak, hidup dan bekerja lebih cerdas, menghabiskan upaya di mana kita mendapatkan keuntungan, jadi kita tidak menyia-nyiakannya.

Banyak manfaat yang bisa kita ambil jika melakukan single tasking, diantaranya adalah meningkatkan fokus dan ingatan, meningkatkan kreativitas dan bisa menurunkan stress.

Untuk bisa melakukan single tasking ini kita bisa membuat jadwal yang spesifik tentang apa saja yang bisa kita lakukan dalam waktu tertentu. Misalnya 30 menit pertama kita gunakan untuk mengerjakan tugas, lalu 5 menit berikutnya kita istirahat. Hal itu bisa meningkatkan kualitas kerja kita juga kualitas istirahat yang kita gunakan.

Agar single tasking kita lebih berkualitas, hilangkan segala sesuatu yang mengganggu. Misalnya, matikan notifikasi HP saat kamu sedang mengerjakan tugas atau bekerja, karena jika kita mendengar notifikasi otak kita akan ke distrack untuk mengecek HP dan lama-lama kita lupa apa yang sedang kita kerjakan sehingga pekerjaan yang sedang kita lakukan tidak pernah selesai.

Lalukan segala sesuatu dengan konsisten dan dapatkan manfaatnya.

Writer Jurnalis Nuansa http://nuansa.nusaputra.ac.id

Artikel di kirim setiap hari dengan tampilan yang ditentukan berdasarkan kesepakatan pengurus blog www.nuansa.nusaputra.ac.id

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours