Tentang Pacaran

Estimated read time 3 min read

Pacaran itu harus gak sih? Apa manfaat pacaran?

Ini kisah gue tentang pemikiran dan perasaan gue yang dulu yang mungkin masih sama atau enggak. Pacaran, menurutku harus tidak harus, penting tidak penting, baik, buruk. Dulu pacaran bagiku adalah hal yang dilakukan untuk tau sesuatu uji coba, pembuktian, kepuasan, dll. Yang memang alasannya secara keseluruhan bisa disimpulkan hanya untuk main-main. Tapi, kini bisa ku telaah bahwa pacaran tidak bisa semain-main itu. Ada sebab, akibat, resiko, dan tujuan. Mungkin disesuaikan dengan usia yang semakin dewasa sehingga munculah pemikiran seperti yang kurasakan saat ini. Memang tidak semuanya, kembali lagi ke tiap-tiap orang yang mendefinisikan pacaran itu seperti apa. Karna di usia yang sudah dewasa pasti kebanyakan berpacaran itu adalah suatu jalan untuk mencapai bahtera rumah tangga atau menikah. Menurutku, pacaran itu untuk apa? Kalau harus mungkin memang harus pacaran terlebih dahulu untuk mengenal satu sama lain untuk bisa menerangi satu kekurangan atau kelebihan satu sama lain, untuk bisa saling mempercayakan satu sama lain, untuk bisa mencintai tulus apa adanya satu sama lain. Tapi terkadang, disisi yang lain aku berpikir bahwa pacaran ini perlu memakan waktu yang cukup lama untuk apa? Membuang-buang waktu saja. Apalagi menurut agama pacaran itu tidak diperbolehkan karna memang dapat mendekatkan kita pada perbuatan dosa. Karna menurutku cinta bukan perihal waktu, cinta yang sebenarnya cinta adalah cinta yang sudah mencakup segalanya.

Cinta yang sudah berisi kesiapan untuk berjalan dan bertahan dalam suka dan duka. Dan dari berbagai masa pacaran yang pernah gue alami. Apasih yang pernah dilakukan saat pacaran? Normalnya, hanya obrolan pesan singkat, ketawa becanda tanpa faedah, jalan jalan keluar rumah, mengingat kan makan, minum, mandi, ibadah sebagai bentuk perhatian. Dan itu lumayan membosankan. Kenapa kita tidak langsung saja menikah? Mungkin memang sama saja rutinitasnya sama yang berpacaran tapi setiap hal sekecil apapun dalam pernikahan itu bernilai ibadah. Kalau dilihat dari sudut pandang agama. Ya, memang tujuan nikah itu perintah agama kan? Untuk menyempurnakan ibadah kita sebagai manusia tidak semata-mata perihal hidup berkeluarga, menafkahi bagi sang suami, melayani bagi seorang istri. Tidak seperti itu, tapi menikah adalah suatu ibadah yang mencakup segala hal duniawi untuk akhirat kita nanti.

Itu hanya persepsi ku sendiri tidak harus diyakini dan diikuti, apalagi dikomentari. Tulisan ini hanya curahan saja tentang kedilemaan dalam hati tentang pacaran. Karna disaat sekarang itu segala sesuatu yang aku lakukan harus dengan segala pertimbangan dan dipikirkan lagi manfaatnya itu apa. Bukan so bijak tapi hanya sedang belajar lebih baik saja, akupun bukan seorang yang fanatik perihal pacaran. Bahkan saat aku merasa tidak sadar akan keadaan, merasa bahwa pacaran bisa mengobati rasa kesepian ku di keseharian. Tapi kalau sadar ada jawabannya tentang kesepian.

Dekati penciptamu maka terhapus segala rasa kesepian dan kegundahan di hatimu. Sekali lagi, akupun bukan seseorang yang so agamis, tidak.

Hanya sedang belajar memahami segala hal dalam hidup tentang baik dan buruknya. Semoga kita selalu dalam hal kebaikan dan keberkahan. Dan semoga aku, kamu, kita semua bisa menggapai semua yang kau inginkan. Termasuk perihal jodoh yang sedang hangat ku perbincangkan dalam do’a. Ada cinta yang selalu ku nantikan untuk ku perjuangkan, untuk ku miliki, untuk ku bawa pada penciptaku Illahi Robbi. Terimakasih tetap bersyukur dan berbahagialah.

 

Uwaleguk, 10 Agustus 2020

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours