5 Jurus Praktis Menangani Hambatan Mental

Estimated read time 5 min read

Seringkali penghambat terbesar dalam pencapaian tujuan kita bukan berasal dari luar melainkan dari dalam diri kita sendiri. Banyak dari kita yang belum mengijinkan dirinya sendiri untuk sukses. Akibatnya kita malas, menunda dan berhenti bergerak menuju tujuan kita. Jika visi ibarat tujuan, motivasi ibarat gas, maka hambatan-hambatan mental ini ibarat rem. Semakin banyak hambatan internal, semakin terhenti langkah kita. Namun bukan berarti kita harus menghilangkannya, bagaimanapun juga rem ada manfaatnya. Yang kita perlu lakukan adalah mengelolanya.

Ada dua macam hambatan internal yang paling sering muncul: mental block dan limiting belief. Banyak orang yang mencampuradukkan kedua istilah ini. Padahal keduanya berbeda, meskipun saling terkait.

Apa yang dimaksud mental block? Mental block adalah ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu yang biasanya mampu dilakukan, seringkali terjadi karena tekanan emosional. Bentuknya bisa berupa ketakutan, kekhawatiran atau keragu-raguan. Pernah tiba-tiba lupa nama teman? Pernah tiba-tiba blank saat diminta berbicara di depan umum? Pernah merasa buntu ketika hendak menulis sesuatu? Itu adalah contoh mental block.

Tentu saja, munculnya mental block ini membuat kita tidak mampu mengeksekusi skill kita secara efektif pada saat dibutuhkan, akhirnya kita menunda pekerjaan kita tersebut. Katakanlah kita berniat menulis sebuah artikel setiap minggu. Pada saat yang sudah ditentukan kita duduk di depan komputer dan tiba-tiba blank. Kita tidak tahu apa yang harus dituliskan. Seperti inilah gambaran mental block.

Sementara limiting belief adalah keyakinan-keyakinan yang menghambat kita untuk mewujudkan tujuan kita. Sangat mungkin mental block muncul karena kita memiliki limiting belief. Pernah melihat gajah di kebun binatang? Mereka dirantai dan rantainya disambung ke sebuah pasak. Tujuannya sederhana saja, supaya gajah itu tidak pergi kemana-mana. Menariknya jika kita amati, pasak yang digunakan untuk menahan gajah itu biasanya berukuran kecil tidak seimbang dengan besarnya gajah. Bahkan jika gajah itu memberontak, saya yakin pasak itu akan jebol dengan mudah. Akan tetapi kenapa gajah itu seakan-akan pasrah dengan kondisinya?

Kisah di atas adalah tentang keyakinan penghambat (limiting belief). Apa yang dimaksud keyakinan penghambat? Keyakinan penghambat adalah keyakinan tentang diri sendiri, tentang orang lain atau tentang dunia di sekitar yang menghambat kita mencapai tujuan dan merealisasikan potensi diri sebenarnya. Keyakinan ini berasal dari pembelajaran saat kita bertumbuh, berkembang dan berinteraksi dengan lingkungan. Disebut sebagai keyakinan penghambat karena ia menghambat anda, membuat kita tidak bergerak kemana-mana. Mencegah anda mencapai potensi diri. Keyakinan ini tidak hanya berada di level pikiran, namun sampai merasuk ke perasaan. Kita merasakan dan meyakininya sebagai sebuah kebenaran mutlak. Untuk menangani hambatannya di sini ada lima jurus mengenai hambatan tersebut.

  1. Melepaskan Masa Lalu

Untuk mewujudkan masa depan, kita perlu melepaskan masa lalu. Sulit bagi kita melaju ke masa depan, bila kita masih terikat dengan masa lalu. Tidak mudah memang. Apalagi bila kita terlalu lekat dengan masa lalu kita. Masa lalu, biarlah berlalu. Apapun kondisi kita saat ini, masa depan berbeda dengan masa lalu. Keadaan kita hari ini adalah akibat dari keputusan dan tindakan kita di masa lalu. Keadaan kita di masa depan ditentukan oleh keputusan dan tindakan kita saat ini. Apapun yang terjadi di masa lalu, biarkan ia tetap menjadi masa lalu. Lepaskan apapun yang membebani kita. Biarkan masa lalu berlalu. Akui bahwa itu sudah terjadi, ambil pelajaran darinya. Izinkan diri kita mewujudkan masa depan yang baru.

  1. Membuka Segala Kemungkinan

Keyakinan penghambat berada di luar kesadaran kita, kita seringkali tidak menyadarinya. Maka cara efektif untuk mengetahui keyakinan penghambat adalah menyadari ketidakselarasan yang terjadi dalam diri kita saat memikirkan tujuan atau mulai melakukan tindakan. Ketidakselarasan ini bisa muncul dalam bentuk pikiran negatif atau perasaan tidak nyaman saat melakukan sesuatu. Mulai saat ini, catatlah semua ketidakselarasan yang terjadi pada diri kita.

  1. Menyelaraskan Diri dengan Tujuan

Pikirkan tujuan anda. Bayangkan diri anda melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Sadari perasaan tak nyaman yang mucul (ketakutan, kekhawatiran, keraguan dsb). Ketika anda menyadarinya, tanyakan dalam hati: “apa maksud dari kekhawatiran ini?” “pesan positif apa yang ingin disampaikan oleh kekhawatiran ini?” Temukan maksud baiknya, dan terima. Lalu mulailah merekayasa kekhawatiran anda. Jika hambatan itu muncul dalam bentuk perasaan atau sensasi fisik. Rasakan bagaimana sensasi tersebut bergerak ke atas dan perlahan-lahan keluar dari ubun-ubun anda. Lakukan berulang kali sampai rasa itu menghilang dari tubuh anda. Ganti dengan perasaan tenang karena anda memahami pesan dari perasaan anda sebelumnya.

  1. Membelokkan Hambatan Mental

Seringkali saat tindakan kita tidak memberikan hasil seperti apa yang kita inginkan. Pikiran-pikiran negatif dan limiting belief kembali muncul di tengah perjalanan. Setiap kali anda menemukan diri anda terjebak pada pikiran yang menghambat, lakukan teknik CRAFT segera. Apa yang dimaksud dengan CRAFT?

Cancel : Buatlah sebuah kode khusus sebagai isyarat meng-cancel ide/pikiran negatif yang muncul. Kode ini dapat berupa gerakan tangan atau ucapan setiap kali pikiran negatif muncul, kode ini sebagai isyarat ke pikiran bawah sadar anda bahwa anda tidak menginginkannya.

Replace : Kemudian, gantikan pikiran negatif yang muncul dengan ide yang lebih positif.

Affirm : Lakukan afirmasi untuk menguatkan keyakinan positif anda.

Focus : Luangkan waktu untuk fokus membayangkan pikiran-pikiran dan keyakinan yang positif.

Train : Latih diri anda sampai metode ini menjadi kebiasaan yang tidak anda sadari. Semakin sering anda mempraktikkannya, CRAFT akan menjadi bagian dari diri anda. Anda akan mampu melakukannya secara otomatis dan keyakinan anda berubah menjadi semakin memberdayakan.

  1. Menyatukan Pikiran dan Tubuh

Mental block biasanya muncul saat kita tidak hadir sepenuhnya di sini saat ini. Pikiran, perasaan dan tubuh kita tidak menyatu. Untuk mengatasi mental block berlatihlah untuk dapat menghadirkan pikiran, perasaan dan tubuh kita saat ini di sini. Yoga, meditasi, relaksasi adalah Latihan-latihan sederhana yang dapat anda lakukan untuk melatih kemampuan menyatukan pikiran dan tubuh anda dan secara tidak langsung melatih kemampuan anda untuk menangani mental block. Latihan-latihan ini mudah melatih kita untuk fokus mengerjakan satu hal satu waktu, mental block yang biasanya hadir pun akan menghilang dengan sendirinya.

Writer Jurnalis Nuansa http://nuansa.nusaputra.ac.id

Artikel di kirim setiap hari dengan tampilan yang ditentukan berdasarkan kesepakatan pengurus blog www.nuansa.nusaputra.ac.id

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours