Bukannya Maju, Perkembangan Teknologi Justru Malah Menghambat Maksimalnya Proses Pendidikan di Indonesia

Estimated read time 5 min read

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era sekarang terus mengalami peningkatan yang sangat pesat dan merambat hampir ke seluruh bidang kehidupan. Bahkan, diketahui saat ini zaman sudah masuk ke era 5.0, di mana teknologi bukan berdampingan lagi, melainkan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia. Akan aneh rasanya jika ada sesuatu yang tidak dikaitkan dengan teknologi.
Pendidikan adalah salah satu yang terdampak diantaranya. Di Indonesia, sistem pendidikan kini sudah mulai berinovasi (berkembang) mengikuti perkembangan teknologi tersebut yang pada akhirnya menyebabkan seluruh jenjang pendidikan dimulai dari tingkat dasar, menengah, bahkan sampai perguruan tinggi di hampir seluruh Indonesia diselenggarakan dengan berbasis sistem IT atau teknologi. Artinya, dalam setiap kegiatan pembelajarannya selalu disangkutpautkan dengan penggunaan teknologi, entah dalam penyampaian materi atau pun dalam pemberian dan pelaksanaan tugas. Terlebih, hal ini seolah didukung karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya pembatasan kebebasan kehidupan umat manusia.
Pada dasarnya, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran memang sudah bukan hal yang asing lagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Adanya jejaring internet memungkinkan kita untuk dapat belajar kapan dan di mana saja dengan lingkup yang sangat luas. Misalnya, dengan fasilitas email, chatting, e-book, e-library dan lain sebagainya. Kita dapat saling berbagi informasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan sumber informasi tersebut. Karena, semua informasi yang kita inginkan dapat kita peroleh hanya dengan mengakses internet.
Pada saat ini juga, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tengah memegang peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan. Salah satu penerapannya antara lain sebagai pemanfaatan sarana multimedia dan media internet dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana multimedia dalam proses pembelajaran diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan flash, adanya penjelasan melalui media suara/audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat meningkatkan partisipasi aktif dari siswa.
Akan tetapi, pada kenyataannya penerapan TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal. Sehingga, malah menimbulkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri. Memang, mungkin seharusnya perkembangan teknologi ini membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, apakah hal tersebut berlaku dalam pendidikan di Indonesia? Dapat dikatakan belum. Demikian karena pada kenyataannya seperti itu. Perubahan baik dari perkembangan teknologi terhadap pendidikan di Indonesia masih belum berlaku sepenuhnya. Hal tersebut terlihat dari masih terdapat banyaknya hambatan dan permasalahan yang timbul karenanya. Parahnya, hal tersebut justru menghambat dalam maksimalnya pelaksanaan pendidikan, yang diantaranya disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) Tidak Semua Orang di Indonesia Tergolong Orang yang Berada
Ya, permasalahan pertama adalah dalam ekonomi masyarakat. Masih banyaknya rakyat yang kurang mampu tentu akan kesulitan akan perkembangan teknologi ini. Sebagaimana jelas kita ketahui, untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi, masyarakat harus bisa sampai ke titik di mana mereka juga dapat mengimbangi hal tersebut. Utamanya dalam mengadakan sarana. Jangankan untuk membeli perangkat teknologi, untuk kehidupan sehari-hari saja masih banyak yang pas-pasan, bahkan kurang.
2) Orang Tua Zaman Dulu Bukan dari Golongan Milenial
Milenial adalah sebutan untuk pemuda-pemudi penerus bangsa zaman sekarang. Disebut demikian karena zaman yang sudah modern dan banyak muncul pemuda-pemudi berprestasi dengan ide-ide dan kemampuan luar biasanya. Namun, bagaimana dengan para orang tua zaman dulu yang kini masih memiliki anak untuk dibimbing pendidikannya? Sekolah hanya sarana saja. Selebihnya, peserta didik lebih memiliki banyak waktu di rumah untuk belajar dengan bimbingan orang tuanya. Bayangkan saja, di awal masa pandemi lalu, ada berapa banyak orang tua dan peserta didik yang terhambat pendidikannya karena kesulitan dalam memahami teknologi. Pendidikan yang harusnya terlaksana dengan baik dan maksimal malah menjadi sebaliknya. Banyak sekali kendala terjadi. Mulai dari bagaimana anak bisa sekolah, bagaimana cara guru agar dapat mengajar dengan sistem jarak jauh dan bagaimana mereka yang pasrah dengan keadaan hingga tidak punya pilihan selain anaknya putus sekolah.
3) Mahalnya Biaya Pengadaan dan Penggunaan Fasilitas TIK
Berhubungan dengan masalah pertama di nomor 1 (satu) di atas, di mana selain keadaan ekonomi masyarakat yang rendah, biaya akses teknologinya pun tinggi. Hal ini kita kembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat kita lihat, pemerintah masih sedikit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara, berbeda dengan di kota yang sudah hampir merata, terutama di lembaga- lembaga pendidikan unggulan. Sehingga, timbul pertanyaan, “apakah pendidikan yang layak dan mampu sesuai dengan perkembangan zaman adalah hanya untuk sekolah unggulan?”
Semua hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan tetap berjalan demikian. Diperlukan langkah-langkah untuk mengatasinya yang berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran itu sendiri sebagai bentuk menyaingi perkembangan teknologi yang berlaku. Yang paling utama adalah diperlukannya peran pemerintah yang memiliki kewenangan dan kekuasaan. Beberapa diantaranya adalah dengan mengatur sedemikian rupa agar bagaimana sekolah sebagai sarana pendidikan harus mampu menyediakan semua program dan bahan yang diperlukan peserta didik. Hal ini juga dapat menjadi jalan keluar bagi mereka yang ekonominya terkendala. Kemudian, melatih para pendidik agar dapat berimprovisasi dan berinovasi terhadap bagaimana mereka mengajar agar dapat sampai pada seluruh peserta didik dengan segala keadaan mereka.
Selain semua hal tersebut, hambatan teknologi dalam maksimalnya pendidikan yaitu apabila teknologi dipergunakan secara negatif. Sebagai contoh, kemajuan teknologi informasi seperti gadget dan jaringan internet yang cepat dipergunakan peserta didik untuk bermain game online dan media sosial yang tidak bermanfaat. Sehingga, peran kita sebagai pendidik harus mampu menyampaikan kepada mereka untuk menggunakan teknologi dalam hal-hal yang positif, melatih peserta didik dalam kemampuan teknologi untuk bisa adaftif dalam dunia kerja dan senantiasa memantau akktifitas peserta didik dalam bermedsos yang positif disertai teladan baik dalam memanfaatkan teknologi secara benar untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kemudian, dibutuhkan juga kerja sama antara peran pendidik dan orang tua. Karena, peran orang tua di sini berpengaruh besar. Mereka harus punya kemampuan untuk mengontrol waktu anak dalam penggunaan teknologi. Sedangkan peran kita selaku pendidik adalah harus mampu memberikan sosialisasi, edukasi dan berkolaborasi dengan pihak orang tua.



Writer Jurnalis Nuansa http://nuansa.nusaputra.ac.id

Artikel di kirim setiap hari dengan tampilan yang ditentukan berdasarkan kesepakatan pengurus blog www.nuansa.nusaputra.ac.id

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours