PELUKMU YANG KURINDUKAN ( Part #1 ) by Gisna Amaliah

Estimated read time 3 min read

    Terakhir aku di pelukanmu sekitar 16 tahun yang lalu, ketika usia ku waktu itu masih sangat kecil sekali. Ketika suasana rumah masih begitu hangat dengan canda tawa yang di ciptakan oleh dirimu. Kulihat senyum ibu juga kala itu masih terlihat sangat bahagia, begitu juga denganku.

   Aku masih ingat ketika aku kecil dulu, manja sekali aku ketika denganmu. Ketika gadis kecilmu ingin sesuatu, tanpa alasan apapun kau turuti apa mau ku. Ketika pagi hari sebelum dirimu pergi untuk bekerja, aku yang masih sangat kecil dan bangun tidur kala itu, bisa di bayangkan betapa menggemaskannya aku dulu ketika moment pagi itu. Dengan rambut yang acak acakan, serta pipi gempal seperti bakpau, ditambah aroma yang sangat wangi ketika bangun tidur hehe. Ketika bapak sudah tau aku bangun, maka tanpa pikir panjang bapak selalu menghampiriku, juga selalu mengajakku jalan-jalan pagi dengan mengendarai motor mengelilingi kompleks sekitar rumah, tidak lupa juga bapak sering mengajakku mampir ke warung langganan bapak, biasanya bapak menyebutnya warung “Mak Nung”. Gak tau kenapa, setiap di bawa ke warung itu selalu saja aku mengambil satu makanan, dimana makanan itu yang menjadi panggilan favorite Mak Nung ketika memanggilku, biasanya Mak Nung memanggilku dengan sebutan “Si Bolu” ditambah lagi pipiku yang gempal, terus sering makan bolu, jadinya kan nambah bulat berisi ya pipinya hehe.Pantas saja Mak Nung memanggilku dengan sebutan Si Bolu.Sampai sekarang pun dengan usiaku yang sudah menginjak 19 tahun panggilan Mak Nung ketika memanggilku tidak pernah berubah.

    Selain bolu, aku juga dulu gemar sekali membeli ice cream, sampai-sampai cuaca hujan pun bapak tak lupa membawakan ku ice cream sepulang kerjanya. Moment yang paling aku rindukan adalah, ketika bisa makan sepiring berdua denganmu, pak. Romantis bukan? Waktu itu aku duduk dipangkuan mu, sambil memperhatikan ibu yang sedang sibuk di dapur memasak makanan untuk kami sarapan pagi itu. Biasanya ibu memasakanku nasi goreng untuk sarapan aku dengan bapak terlebih dahulu, karena bapak biasanya langsung berangkat kerja, tapi ibu sering juga makan bersama kami. Tapi saat itu ibu memang sedang sibuk di dapur jadi tidak sempat sarapan bersama kami.Hanya aku dan bapak yang menikmati masakan yang ibu buat itu, rasanya enaaaak sekali, apalagi ibu yang masak dan makan bersama bapak. Kebiasaan bapak, ketika makan berdua, apalagi satu piring, pasti selalu bercanda, sampai-sampai aku tertawa oleh tingkah konyol yang di buatnya. Hal itu bapak lakukan bukan tanpa alasan, semata-mata bapak hanya ingin aku makan lahap, karena jujur saja aku memang susah sekali makan. Yang kuingat, mungkin itu terakhir kalinya aku berada dipangkuan bapak, merasakan hangatnya pelukan bapak, dan terakhir kali juga aku melihat senyum bapak. Sebelum pada akhirnya bapak sakit, yang aku tau waktu itu bapak hanya sakit biasa, panas dan juga meriang, karena waktu itu aku masih sangat kecil sekali, kira-kira umur 2 tahunan. Ternyata aku salah, bapak waktu itu mengidap penyakit paru-paru, aku tahu itu setelah teman dekatnya ibu bercerita tentang ayah kepadaku, ketika aku sudah dewasa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours