Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia Setelah Satu Tahun Pandemi?

Estimated read time 3 min read

 

Pada akhir februari tahun lalu Covid-19 resmi memasuki Indonesia, tidak disangka makhluk hidup sekaligus benda mati yang sangat kecil ukurannya bisa menghamtam perekonomian dunia khususnya Indonesia. Dari mulai sector perdagangan, pariwisata, bahkan industri manufaktur ikut terhamtam oleh Covid-19.

Kondisi tersebut membuat berbagai industry terpaksa untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi para pegawainya, namun ada juga sebagian yang merumahkan para pegawainya. Tidak hanya maraknya PHK tetapi banyak pedagang atau pembisnis gulung tikar. Ini menyebabkan kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil.

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak bisa dibilang baik atau buruk. Peraturan yang diberlakukan pemerintah memberikan dampak baik dan buruk bagi perekonomian Nasional.

Sector pariwisata yang biasa menjadi penyumbang devisa terbesar bagi negara kini tidak bisa diharapkan, karena dampak covid-19 yang mengharuskan masyarakat mematuhi protocol kesehatan dan berdiam diri dirumah. Sehingga tidak banyak turis yang melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia, menyebabkan para pelaku pariwisata mengalami kerugian besar.

Tidak hanya sector pariwisata tapi industry manufaktur juga ikut anjlok dan mengalami kerugian besar. Kegiatan produksi manufaktur banyak berkurang bahkan terhenti karena merosotnya permintaan bagi sector ini.

Namun disisi lain ada pertumbuhan yang meningkat dari sector Informasi dan Kominikasi. Sector ini tercatat mengalami peningkatan pada triwulan I 2020 dengan pertumbuhan mencapai 0,53%. Hal ini dikarenakan masyarakat banyak melakukan kegiatan dirumah, seperti bekerja, belajar, dan berkomunikasi sera mencari informasi melalui internet. Ini menjadikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi yang banyak mengalami penurunan.

Covid-19 juga menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat. Pada September 2020 jumlah penduduk miskin Indonesia bertambah menjadi 27,55juta jiwa. Tanpa perlindungan sosial, Bank Dunia memperkirakan angka kemiskinan bisa mencapai 11,8%. “Hasil BPS menunjukkan, meskipun terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin, tetapi kenaikannya pada September 2020 ini hanya sebesar 0,97%. ini menunjukan berbagai program perlindungan sosial yang dirancang selama masa pandemi sangat membantu, terutama untuk masyarakat lapisan bawah,” kata Ketua BPS Kecuk Suhariyanto, 15 Februari 2021.

Pembatasan kegiatan ekonomi juga berdampak pada meningkatnya pengangguran. Terdapat 2,56 juta orang menganggur karena Covid-19, Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 ada 0,76 juta orang, sementara tidak bekerja karena Covid-19 sebanyak 1,77 juta orang, dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 sebesar 24,03 juta orang. Total 29,12 juta orang terdampak Covid-19.

Untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, pemerintah membuka kembali program kartu prakerja gelombang 13 pada 04 maret 2021 dan ditutup tanggal 07 Maret 2021. Gelombang 13 ini tersedia bagi 600,000 orang.

Saat ini Indonesia sedang mengalami resesi yang ditandai dengan minus dua kuartal berturut-turut, jika terus berlanjut sepeti itu maka bisa saja Indonesia bakal mengalami depresei. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat di kuartal I 2020, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif 2,97%, kemudian mengalami kontraksi dalam hingga minus 5,32% di kuartal II 2020. Selanjutnya pada kuartal III 2020, masih terjadi kontraksi sebesar minus 3,49%, dan di kuartal IV 2020 terkontraksi minus 2,19%. Sepanjang 2020, perekonomian RI terkontraksi 2,07%.

Tahun ini, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5% hingga 5,3%. Proyeksi ini sedikit menurun dibandingkan sebelumnya berada di kisaran 4,5% hingga 5,5%. Target itu bisa tercapai jika pemerintah bisa mengendalikan pandemi Covid-19, program vaksinasi dan implementasi program pemulihan ekonomi Nasional.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours