KETIKA BERSANTAI, MENGAPA IDE BRILIAN MUNCUL?

Estimated read time 4 min read

      Kalian tentunya pernah merasakan ketika sedang jalan-jalan (ke kota, ke taman, ataupun ke tempat alam), tiba-tiba terbesit ide-ide baru yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh kita. Selain itu, kita sering mendengar pernyataan dari orang di sekitar kita yang menyatakan apabila kita diam di toilet pasti otak kita akan mengeluarkan ide yang brilian. Sebenernya apa yang telah terjadi dalam otak kita? Dalam buku A Mind for Numbers, Barbara Oakley yang merupakan seorang professor Teknik Amerika di Universitas Oakland dan Universitas McMaster, menjelaskan konsep mode fokus dan mode difus, ia menjelaskan bagaimana perbedaan diantara keduanya dan seperti apa peralihan dari dua mode tersebut setiap harinya.

      Saat kita membaca buku, mengerjakan tugas, ataupun aktivitas lainnya yang mengharuskan kita untuk fokus secara penuh, maka kita sedang berada di dalam Mode Fokus (focused mode). Mode Fokus terjadi ketika kita sedang mempelajari ataupun mempraktikkan sesuatu, sehingga memungkinkan otak kita untuk mendalami konsep yang ada. Selain itu, kita juga dapat mempelajari materi baru yang memungkinkan kita untuk bisa menjalankan tugas tertentu yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Cara berpikir yang ada pada Mode Fokus ini terhubung dengan konsep praktik yang disengaja. Pemikiran mode terfokus lebih dikaitkan dengan belahan otak kiri daripada kanan (walaupun keduanya terlibat), dengan aktivitas yang meningkat di korteks prefrontal (bagian otak yang tepat di bawah dahi). Oakley menjelaskan bahwa dalam Mode Fokus, pikiran kita berkembang dengan cepat di sepanjang jalur pendek antara konsep-konsep yang terhubung erat di dalam pikiran kita. Semakin banyak jalur ini digunakan, maka semakin berkembang jalur tersebut. Namun, Mode Fokus ini memiliki keterbatasan karena rentan terhadap “Efek Einstellung”, yang bisa terjadi ketika kita tidak dapat memecahkan masalah karena solusinya berada di luar jangkauan ide yang dicari.

     Ketika pikiran kita dibiarkan untuk bebas, misalnya ketika memikirkan ide di toilet dan berjalan-jalan ke suatu tempat, otak dapat membangun koneksi secara tidak sadar, karena otak memiliki kesempatan untuk menghubungkan jalur saraf yang akan dilewati. Hal tersebut memungkinkan otak kita untuk berpikir secara kreatif berdasarkan pada luasnya pikiran dan koneksi saraf yang dapat menghubungkan pemahaman dari berbagai ilmu yang dapat menciptakan model mental yang beragam dan kuat. Pemikiran Mode Difus (Diffuse Mode) lebih dikaitkan dengan belahan otak kanan daripada otak kiri (walaupun keduanya terlibat).

      Mode Difus adalah keadaan berpikir yang lebih santai dan tidak terhubung dengan bagian otak tertentu, sehingga hanya aktif ketika kita tidak berkonsentrasi terhadap sesuatu. Mode ini memungkinkan kita untuk membangun pemahaman dari konsep yang baru dan abstrak, selain itu juga memungkinkan untuk mengambil pendekatan masalah dari sudut pandang yang berbeda. Namun, perlu untuk diketahui sebelum membentuk koneksi baru dan menghasilkan pemahaman baru, kita harus untuk memahami detail dan mendalami konsep pada suatu subjek. Dikarenakan Mode Difus ini dibangun oleh koneksi saraf pada pemahaman dari berbagai ilmu yang sudah ada. Oleh karena itu, dalam kegiatan sehari-hari sebaiknya kita selalu memasukkan mode difus dalam jadwal, seperti jalan kaki sebelum makan siang, menyisihkan waktu untuk duduk kemudian menuliskan apapun yang terlintas di dalam pikiran.

     Setelah membahas kedua mode tersebut, manakah mode yang terbaik untuk belajar? Jawabannya adalah kita membutuhkan keduanya karena kedua mode tersebut sama-sama berharga dan saling melengkapi untuk mempelajari dan memahami hal baru, sehingga penting untuk menciptakan keharmonisan antara keduanya. Kedua mode ini tidak dapat dilakukan sekaligus, namun perlu dilakukan bergantian secara sadar. Hal tersebut sesuai karena, kita tidak dapat mempertahankan upaya Mode Fokus terus menerus dalam waktu yang lama, sehingga kita perlu rileks dan beralih pada Mode Difus. Hal tersebut tergambar ketika kita sedang membaca kalimat tertentu di sebuah buku, maka kita tidak dapat memikirkan hal yang lain karena pikiran kita terfokus pada buku yang sedang kita baca. Namun, ketika kita mengambil jeda sebentar dan menutup buku tersebut maka akan beralih pada Mode Difus yang memungkinkan kita mengembangkan gambaran yang komprehensif, menarik hubungan yang ada di antara konsep yang ada, dan memahami semuanya dari buku yang kita baca tersebut. Untuk melakukan pergantian dari Mode Fokus kepada Mode Difus, bisa dengan menggunakan Teknik Pomodoro yang menyarankan pengaturan waktu 25 menit untuk dengan fokus serta tanpa gangguan, lalu beristirahat selama 5-10 menit. Dalam istirahat tersebut biarkan otak masuk ke dalam Mode Difus.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours